Beranda > Tugas Kuliah > Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk

Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk

Adi Nugraha Y 50414234 3ia03
Rabu, 22 Oktober 2014
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong pertumbuhan semua aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogan menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia memiliki kelebihan dalam kehidupannya. Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya.
Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rohaniah maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat dari perkembangan kebudayaan ini, telah mengubah cara pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan salahsatu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi (umumnya) dan masalah penduduk (khususnya). Karena berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.

Disamping itu, apabila pertambahan pendudk tidak seimbang dengan pertambahan fasilitas hidup akan menimbulkan masalah. Misalkan jika bertambah tingginya angka pengangguran, maka tingkan kemiskinan pun semakin meningkat, serta banyak anak2 yg tidak sekolah, dan tingginya berbagai kejahatan atau kriminalitas.

Perkembangan penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang :

Perkembangan Penduduk Dunia
Tahun 1830 - 2006
Tahun
Jumlah Penduduk (milyard)
Perkembangan / tahun (%)
1830
1
-
1930
2
1
1960
3
1,7
1975
4
2,2
1987
5
2
1996
6
2
2006
7
2

Sumber : Iskandar N, Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.

Jika dilihat dari tabel tersebut, pertumbuhan penduduk dunia semakin cepat. Penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya semakin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun Penggandaan
Perkiraan Penduduk Dunia
Waktu
800 SM
5 juta
 -
1650 tahun
500 juta
1500
1830 tahun
1 milyard
180
1930 tahun
2 milyard
100
1975 tahun
4 milyard
45

Sumber : Ehrlich, Paul, R, et, al, Human Ecology W.H. Freeman andCo San Fransisco

Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan/pertumbuhan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor- faktor demografi sebagai berikut :

  1. Kematian ( Mortalitas )
  2. Kelahiran ( Fertilitas )
  3. Migrasi

Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.

1. Kematian

Ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi disini hanya dijelaskan dua jenis kematian saja yaitu :

a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/ CDR)

Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Seperti Rumus berikut :

CDR = Jumlah kematian/Jumlah penduduk pertengahan th. x 1.000
atau :
CDR = D/ Pm K
Keterangan :
D = Jumlah KematianPm = Jumlah penduduk per pertengahan tahunK = Konstanta = 1.000

Jadi jumlah penduduk yang mewakilii suatu tahun tertentu ialah penduduk pada bulan juni.

Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut

  1. Pm = 1/2 (P1 + P2)
  2. Pm = P1 + (P2-P1)/2
  3. Pm = P2 – (P2-P1)/2
Keterangan :Pm = Jumlah penduduk pertengahan tahunP1 = Jumlah penduduk pada awal tahunP2 = Jumlah penduduk pada akhir tahun


Contoh :
Jika daerah X pada tanggal 31 Desember 1980 mempunyai penduduk 550 orang dan pada tanggal 31 Desember 1981 mempunyai penduduk 650 orang, maka jumlah jumlah penduduk pada pertengahan tahun 1981 berjumlah :
1/2 (550+650) = 600 orang.
Apabila pada tahun 1981 di daerah X ada 12 orang yang meninggal dunia, maka :
CDR = 12/600 x 1000 = 20.
Jadi pada tahun 1981 di daerah X tiap 1000 penduduk terdapat kematian/jumlah yang meninggal 20 orang.

b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)

Kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Umpama laki- laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki- laki berusia 24 tahun. Orang laki- laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah.

Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti. Kematian jenis ini dapat dibuat rumus :

ASDRi = Di/Pmi x K
Keterangan :
D1 = Kematian penduduk kelompok umur i
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur i.
K = Konstanta = 1000

2. Kelahiran Hidup

Fertilitas (Kelahiran hidup) adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu/sekelompok penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita, serta pembangunan ekonomi. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR). Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
Rumusnya :
CBR = Jumlah lahir hidup/Jumlah penduduk pada pertengahan th. X 1.000
Atau :
BCDR = b/Pm K
Keterangan :
b = Jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta (1000)

a. General Fertility Rate (GFR) / Angka Kelahiran Umum

GFR adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15-44 tahun atau 15-49 tahun.
Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif / subur.
Rumus :
GFR = Juml. kelahiran hidup per th. tertentu/Juml. Wanita usia subur pd pertengahan th. x 1.000
atau :
BGFR = B/Fm(15-44)tahun x K
atau :
BGFR = B/Fm(15-49) x K
Keterangan :
B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada suatu tahun tertentu
Fm = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun
K = Konstanta (=1000)

Di Indonesia jumlah wanita dalam usia subur (15-49) tahun sekitar 23530 ribu dan jumlah kelahiran sekitar 2985 ribu sehingga :
GFR = 2985/23530 x 1.000 = 127


b. Age Specific Fertility Rate (ASFR) Tingkat Kelahiran Khusus

ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15- 49 tahun. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran di atas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur dapat dihilangkan. Oleh karena itu ada perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun.
Rumus :
ASFRi = Bi/FMi x K
Keterangan :
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun
FMi = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur i.
K = Konstanta (=1000)

Migrasi

Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu penduduk dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal ini biasanya akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan. Untuk itu langkah- langkah migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke tempat lain yang lebih baik dengan lebih dahulu mengetahui faktor- faktor seperti persediaan sumber alam, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi, dan alat masa depan. Hal ini dilakukan demi terhindarnya dari akibat negatif.

Macam- macam Migrasi, antara lain :
  1. Migrasi Internasional, migrasi ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu :
    1. Imigrasi : Masuknya penduduk ke suatu negara.
    2. Emigrasi : Keluarnya penduduk ke negara lain.
    3. Remigrasi : Kembalinya penduduk ke negara.
  2. Migrasi Nasional, migrasi ini dibagi lagi menjadi empat, yaitu :
    1. Urbanisasi : Dari Desa ke Kota.
    2. Transmigrasi : Dari Pulau ke Pulau.
    3. Ruralisasi : Dari Kota ke Desa.
    4. Evakuasi : Dari tempat yang tidak aman ke tempat aman.
Proses Migrasi ada dua, yakni :
  1. Migrasi bertahap
  2. Migrasi langsung
Akibat dari Migrasi
Dengan adanya migrasi akan menimbulkan masalah- masalah sosial seperti, pertama, terjadinya pertikaian karena banyaknya suku yang berbeda- beda, perbedaan sosial budaya, perbedaan pola pikir maupun perbedaan tutur kata. Kedua, Rawan terjadi bencana alam karena dengan banyaknya imigran ke kota maka lahan penghijauan akan menjadi sasaran pembangunan perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang. Ketiga, susahnya mendapatkan udara bersih nan asri karena banyaknya imigran membawa kendaraannya dan elektronik yang menyebabkan polusi. Keempat, meningkatnya pengangguran karena banyaknya imigran yang pindah ke kota dengan begitu semakin sempitnya lahan peluang kerja.

Ada tiga jenis struktur penduduk, diantaranya :
  • Piramida penduduk muda : Piramida ini menggambarkan jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah angka kematian. Bentuk piramida ini umumnya kita lihat pada negara- negara yang sedang berkembang. Contohnya : Indonesia, India, Brazil.
  • Piramida stationer : Piramida ini menggambarkan tingkat kematian yang rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida ini terdapat di negara- negara maju. Contohnya : Swedia, Belanda, Skandinavia.
  • Piramida penduduk tua : Piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Negara yang bentuk piramida seperti ini adalah Inggris, Jerman, Perancis.

Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan adalah angka yang menunjunkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang  belum produktif dan sudah tidak produktif dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.

Batas umur produktif antara 15 tahun sampai 65 tahun. Rumus ketergantungan rasio adalah sebagai berikut :

DR
atau
DR +

Semakin tinggi usia muda dan usia jompo, maka semakin besar rasio ketergantungannya. Maksudnya untuk dapat menghasilkan barang atau jasa membutuhkan beban yang sangat tinggi sesuai permintaan. Ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :

DR < 62,33%  adalah baik
DR > 62,33% adalah buruk

Penggolongan umur produktif sangat berpengaruh  pada lapangan pekerjaan untuk dapat menghasilkan produktivitas. Berikut adalah penggolongan menurut DW Sleumer :

  • 0 – 14        golongan belum produktif
  • 15 – 19      golongan kurang produktif  penuh
  • 20 – 54      golongan produktif
  • 55 – 64      golongan tidak produktif penuh
  • >  65          golongan inproduktif


Penggolongan menurut Sumbarg :

  • 0 – 15        golongan belum produktif
  • 15 – 65      golongan produktif penuh
  • >  65          golongan produktif berkurang


Penggolongan menurut Widjojo, pullerd, dan John Clark.

  • 0 – 14        golongan belum produktif
  • 15 – 64      golongan prduktif
  • > 65          golongan tidak produktif


Pertumbuhan dan Kebudayaan di Indonesia

Zaman Batu sampai Zaman Logam

Menurut para ahli prehistoris, zaman batu terbagi menjadi dua, yaitu :

  • Zaman batu tua (Paleolithikum)
  • Zaman batu muda (Neolithikum)

Pada zaman dahulu, alat kapak gengggam sangat terkenal pada zaman itu. Alat itu berasal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai ke Punsjab (India). Para ahli prehistori melakukan penelitian bahwa bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar atau kecil berasal dari Cina Selatan, dan menyebar sampai Semenanjung Malaka.

Untuk daerah negara Indonesia, kapak tersebut tersebar di daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, hingga sampai ke Flores. Kapak batu tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu pada rotan.

Bersamaan dengan kapak genggam, tersebar pula bahasa Proto Austronesia, yaitu sebagai induk bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau Samudra Indonesia dan Pasifik. Bahasa Proto Austronesia disebut-sebut sebagai bahasa melayu. Bahasa tersebut dijadikan bahasa resmi, bahasa kesatuan Republik Indonesia.

Pada zaman batu muda (Neolithikum), masyarakat tersebut mampu  membuat aneka ragam senjata berburu, senjata perang, serta alat lain yang mereka perlukan. Suatu hal yang perlu diingat ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang derajatnya tinggi, hal tersebut sangat penting dalam perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.

Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam

Kebudayaan Hindu dan Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Agama Hindu berasal dari negara India. Namun, pada abad ke-5, ajaran agama Budha masuk ke Indonesia, tepatnya di perairan Pulau Jawa. Ajaran agama Budha lebih maju  dari pada ajaran agama Hindu, karena agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.

Pada akhirnya, ke-2 agama tersebut mampu berkembang dan berdampingan secara damai. Penganut agama Hindu dan Budha melahirkan karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra. Contoh dari arsitektur tersebut adalah bangunan candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, dan lain-lain. Candi Borobudur adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara, dan tercatat sebagai bangunan 10 besar keajaiban dunia.

Kebudayaan Islam

Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dan 16 yang disebar oleh Wali Sanga. Masuknya agama Islam khususnya di Pulau Jawa berlangsung dengan suasana damai. Hal tersebut disebabkan karena tidak ada paksaan dari pihak manapun , melainkan secara baik-baik. Daerah yang belum terpengaruh oleh ajaran Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan penduduk daerah yang bersangkutan, misalnya  di daerah Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra timur, Sumatra Barat, dan pesisir Kalimantan.

Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi penganut terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

Kebudayaan Barat

Kebudayaan barat masuk ke Indonesia ketika kaum penjajah memasuki wilayah Indonesia, yaitu bangsa Belanda.Pasukan VOC membuat bangunan dengan gaya arsitektur barat, khususnya di wilayah Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial, yaitu Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh dan Lapisan sosial kaum pegawai.

Dalam hal ini, penyebaran agama juga terjadi, yaitu agama Katolik dan Kristen yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran tersebut dilakukan dengan penduduk yang belum terpengaruh dengan agama lainnya. Daerah tersebut antara lain : Irian Jaya, Maluku Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman Kalimantan. Penelitian yang dilakukan Antrophologi menunjukan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas dari perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu aturan permainan dalam pergaulan hidup.

Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong, artinya ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Indonesia, dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.

Sumber :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/index-mkdu_isd.htm
http://pengantarilmu-mujahid.blogspot.com/2011/12/macam-macam-migrasi.html
http://vitaloka09.blogspot.com/2013/10/softskill-isd-tugas-2-pertumbuhan.html
http://sandradesnia.wordpress.com/2012/10/07/tugas-ke-2-isd-pertumbuhan-dan-perkembangan-penduduk/

Tidak ada Komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
< >
Drawing codeSyalalala!